Pages

Tuesday, July 16, 2013

TRI PANJIANTO GURU INDONESIA

Metode Pembelajaran Inquiry Training

1. Pengertian Metode Pembelajaran Inquiriy Training

Pengertian Metode Pembelajaran Inquiry Training adalah suatu

kerjasama antara guru dengan peserta didik (Suckman,2008:67).

Penyajian materi disampaikan dengan ceramah atau tertulis. Siswa dalam

suatu kelas tertentu dibagi menjadi kelompok-kelompok. Masing-masing

kelompok dengan anggota 5-6



orang setiap kelompok diupayakan heterogen dari segi jenis kelamin dan

kemampuan akademiknya.

2. Tujuan Penggunaan Metode Pembelajaran Inquiry Training

Menurut Suckman (2008:67) Tujuan penggunaan Metode pembelajaran

Inquiry Training dalam pembelajaran Bahasa Indonesia adalah agar siswa

dalam proses pemebelajaran menulis puisi, mampu menulis sebuah puisi

dengan baik dan benar serta menggunakan kaidah bahasa yang benar.

Metode pembelajaran adalah cara dalam menyajikan (menguraikan, memberi

contoh dan memberi latihan) isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai

tujuan tertentu (Suparman, 1997:166). Guru harus memilih metode yang

sesuai untuk setiap kompetensi yang ingin dicapai, karena tidak setiap

metode pembelajaran sesuai untuk digunakan dalam mencapai setiap

kompetensi atau tujuan pembelajaran tertentu. Lebih lanjut Suparman

(1997: 167-176) menjelaskan, ada beberapa metode yang biasa digunakan

guru dalam kegiatan pembelajaran. Berikut ini hanya akan diambil

beberapa metode yang dianggap cocok dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia di SD. Namun demikian ada beberapa metode di bawah,seperti

deduktif atau ekspositori, Inquiry Training, dan induktif yangmenurut

Roy Killen seperti diuraikan sebelumnya merupakan strategi

pembelajaran.

Metode pembelajaran Inquiry Training merupakan salah satu Metode

pembelajaran kooperatif. Dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya

memperlajari materi saja, namun siswa juga harus mempelajari

keterampilan-keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif.

Keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja

dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan mengembangkan

komunikasi antar anggota kelompok. Sedangkan peranan tugas dilakukan

dengan membagi tugas antar kelompok selama kegiatan. Lingkungan

belajar untuk pembelajaran kooperatif dicirikan oleh proses demokrasi

dan peran aktif siswa dalam menentukan apa yang harus dipelajari dan

bagaimana mempelajarinya. Guru merupakan suatu struktur tingkat tinggi

dalam pembentukan kelompok dan mendefinisikan semua prosedur, namum

siswa diberi kebebasan dalam mengendalikan dari waktu ke waktu di

dalam kelompoknya. Jika pelajaran pembelajaran kooperatif ingin

menjadi sukses, materi pelajaran yang lengkap harus tersedia di

ruangan guru atau di perpustakaan atau dipusat media. Keberhasilan

juga menghendaki syarat dari menjauhkan kesalahan tradisional, yaitu

secara ketat mengelola tingkah laku siswa dalam kerja kelompok.

3. Langkah-Langkah Pembelajaran dengan menggunakan Metode

pembelajaran Inquiry Training

Secara prosedural, pembelajaran Inquiry Training dapat diuraikan

dalam beberapa tahap sebagai berikut:

Tahap I : Pendahuluan, menetapkan, dan mejelaskan tujuan pembelajaran.

a. Menjelaskan kepada siswa proses kooperatif yang akan digunakan,

tujuan pembelajaran, dan megkaitkannya dengan pengetahuan awal siswa.

b. Menetapkan tingkah laku dan interaksi siswa yang diharapkan.

Tahap II : Penyajian informasi (garis besar materi pelajaran)

a. Menyajikan informasi/konsep kunci secara verbal atau dalam bentuk

hand outatau menggunakan bentuk bahan ajar lainnya. Bisa digunakan

informasi yang banyak dari buku teks, selain itu bisa digunakan LKS

untuk membantu memilih dan mencatat informasi yang terdapat dalam buku

teks tersebut.

Tahap III : Mengatur siswa kedalam kelompok belajar

a. Mengatur kelompok-kelompok yang terdiri dari 5-6 orang siswa dan

menyeimbangkan perbedaan. Perbedaan antar siswa. Dalam hal ini, harus

disusun variasinya yang berkaitan dengan tingkat intelektualnya, jenis

kelamin dan etnis. Setiap kelompok terdiri atas siswa yang memiliki

inteletual tinggi, sedang, dan rendah.

b. Mengatur peran serta anggota kelompok dalam kelompoknya.

Tahap IV : Membantu siswa bekerja dan belajar dalam kelompok.

a. Mengamati peran dan partipasi masing-masing individu dalam kerja kelompok.

b. Membantu siswa yang mengalami kesulitan bekerja secara kelompok.

Tahap V : Memberikan tes/kuis tentang materi pelajaran.

a. Tes/kuis diberikan secara individu dan tidak diperkenankan untuk

saling bekerja sama. Penilaian dilakukan oleh fasilitator dan skor

peningkatan kelompok didasarkan atas skor individu.

Tahap VI : Memberikan penghargaan kepada kelompok.

a. Penghargaan untuk kelompok dapat berupa tanda mata, status

(misalnya: kelompok terbaik), sanjungan, dan sebagainya.

b. Keseluruhan proses pembelajaran dengan teknik Inquiry Training

terdiri atas 2 sampai 4 kali pertemuan.

Metode ini dikembangkan oleh Suckman, mengajarkan kepada siswa suatu

proses untuk mengkaji dan menjelaskan suatu fenomena yang tidak umum.

Dengan Metodenya, Suchkman mengajak siswa menjelajahi suatu versi mini

suatu prosedur yang (biasa) digunakan para ahli untuk

mengorganisasikan pengetahuan dan menggeneralisasi prinsip-prinsip.

Tujuan umum inquiry training ialah membantu siswa mengembangkan

disiplin dan menterampilkan intelektual yang diperlukan untuk dapat

mengajukan pertanyaan dan mencai jawabannya berdasarkan rasa ingin

tahunya. Suckman bermaksud membantu siswa melakukan inquiry secara

independen dengan cara disiplin. Diharapkan agar ssiwa bertanya

mengapa sesuatu terjadi, kemudian mencari atau mengumpulkan dan

memproses data secara logis, kemudian mengembangkan strategi

intelektual umum yang dapat digunakan untuk menemukan jawaban atas

pertanyaan mengapa sesuatu itu terjadi.

Inquiry training dimulai dengan menyajikan peristiwa yang mengandung

teka-teki kepada siswa. Individu yang menghadapi situasi itu akan

termotivasi untuk memecahkan teka-teki itu. Kesempatan itu dapat

dipergunakan untuk mengajarkan prsedur pengkajian yang terdisiplin.

Menurut Brunner (2005:87), siswa akan bertambah sadar akan proses

inquiry-nya dan mereka akan dapat dijiwai prsedur ilmiah secara

langsung. Seringkali orang melakukan inquiry secara intutif, padahal

menurut Suckman kita tidak dapat menganalisis dan memperbaiki cara

berpikir kecuali bila kita menyadarinya.

Penekanan Metode ini terletak pada penenaman kesadaran akan proses

inquiry bukan akan isi situasi masalah tertentu.

Pada Metode inquiry terdapat lima fase. Pada fase pertama guru

menyajikan situasi bermasalah menerangkan prosedur inquiry kepada

siswa. Formulasi peristiwa memerlukan pemikiran terhadap tertentu,

tujuan utamanya ialah agar siswa mengalami penciptaan pengetahuan

baru. Inquiry awal dapat didasarkan pada gagasan-gagasan sederhana.

Fase kedua, verifikasi suatu proses pengumpulan infromasi mengenai

peristiwa yang diikat dan dialami. Fase ketiga, eksperimentasi, siswa

mengenakan elemen baru ke dalam situasi untuk mengetahui apakah suatu

peristiwa terjadi secara berbeda. Fase keempat, guru meminta siswa

untuk merumuskan suatu penjelasan. Beberapa siswa akan mengalami

kesulitan untuk menghubungkan informasi yang telah dikumpulkan dengan

penjelasan. Fase kelima, siswa diminta untuk menganalisis pola

pelaksanaan inquiry. Mereka dapat menentukan pola

pertanyaan-pertanyaan yang paling efektif,cara-cara bertanya yang

paling produktif dan yang tidak produktif, jenis informasi yang

diperlukan dan tidak diperlukan. Fase ini esensial untuk menjadikan

proses inquiry sebagai sesuatu yang didasari dan secara sistematis

dilakukan perbaikan.

Menurut Suckman (2008:112) Metode inquiry training dapat terstruktur

secara ketat, guru mengontrol interaksi dan menerangkan prosedur

inquiry. Norma inquiry ialah terdapatnya koperasi/kerjasama dan

kebebasan intelektual. Interaksi sesama siswa perlu ditekankan.

Lingkungan intelektual terbuka bagi gagasan-gagasan yang relevan. Bagi

gagasan-gagasan yang menjadi pokok perhatian, partisipasi guru dan

siswa harus seimbang.

4. Penerapan Metode Pembelajaran Inquiry Training

Pada umumnya siswa akan lebih cepat bosan dan jenuh apabila dalam

proses belajar mengajar hanya menggunakan Metode pembelajaran ceramah.

Sehingga siswa merasa kesulitan untuk mengingat dan memahami materi

pembelajaran yang disampaikan. Bagi anak yang tingkat kecerdasannya

tinggi tentu saja tidak ada masalah, akan tetapi bagi anak yang kurang

cerdas atau cara berfikirnya lambat akan sangat kesulitan dan kurang

bisa memahami terhadap materi yang disampaikan.

Peranan Metode pembelajaan inquiry training mempunyai peran dan fungsi

yang sangat penting dalam pembelajaran yaitu dapat meningkatkan

kreatifitas siswa, mengaktifkan proses belajar mengajar, membangkitkan

motivasi siswa dalam belajar, membantu siswa dalam memahami materi

pembelajaran.

Peran dan fungsi penerapan Metode pembelajaan inquiry training dalam

pembelajaran adalah sebagai berikut :

a. Menarik perhatian siswa dalam meningkatkan minat belajar siswa

lebih aktif dalam proses belajar mengajar. Dengan memberikan hal yang

baru dalam pembelajaran jelas akan menarik perhatian dalam

membangkitkan minat belajar sehingga siswa lebih aktif dalam proses

belajar mengajar. Seperti penjelasan di atas yang menyebutkan bahwa

siswa diminta untuk membuat sebuah puisi dengan tema bebas dan

mempertanggung jawabkan pada siswa yang lain diharapkan dapat menarik

perhatian dan membangkitkan minat belajar siswa dalam proses belajar

mengajar.

b. Memperjelas suatu ide atau buah pikiran yang sifatnya abstrak.

Dengan penerapan Metode pembelajaan inquiry training suatu ide atau

buah pikiran tersebut akan lebih mudah dipahami, dicerna dan

dimengerti dalam meningkatkan kemampuan menulis. Hal ini dapat

dilaksanakan dengan cara siswa diminta untuk memahami isi dari sebuah

puisi yang dibuat dengan penelitian yang dilakukan oleh siswa terhadap

benda nyata sehingga sesuatu yang abstrak akan menjadi lebih konkrit.

c. Memperkuat daya ingat terhadap kemampuan menulis penerapan Metode

pembelajaran. Sesuatu yang baru dan menarik akan selalu diingat dan

dikenang. Dengan penerapan Metode pembelajaran inquiry training

dengan menerapkan strategi seperti penjelasan di atas, akan memperkuat

daya ingat terhadap kemampuan menulis.

d. Penerapan Metode pembelajaan inquiry training akan mempercepat

pemahaman terhadap konsep menulis. Dengan cara menulis puisi sesuai

dengan apa yang dilihat, dirasakan, didengar dan dilakukan yang

merupakan bukti nyata bukan lagi abstrak, sehingga siswa akan lebih

memahami dan mengerti terhadap konsep menulis puisi.

e. Penerapan Metode pembelajaan inquiry training dalam pembelajaan

menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah untuk meningkatkan

perhatian dan keterampilan siswa dan juga meningkatkan prestasi

belajar siswa. Memberikan tanggapan terhadap sebuah puisi yang

merupakan salah satu cara atau teknik dalam meningkatkan dan

mengembangkan kreativitas siswa dan secara langsung maupun tidak

langsung akan meningkatkan prestasi belajar siswa.



Banyak sekali metode pembelajaran yang bisa kita terapkan saat

pembelajaran berlangsung. Metode pembelajaran Inquiry Training ini

dapat digunakan dalam berbagai mata pelajaran dan tentunya dengan

kemasan dan kreatifitas guru. Sejak di populerkan sekitar tahun 2000,

Metode pembelajaran ini mulai menyebar di kalangan guru di Indonesia.

Dengan menggunakan Metode Inquiry Training maka pembelajaran

menjadi menyenangkan. Selama ini hanya guru sebagai actor di depan

kelas, dan seolah-olah gurulah sebagai satu-satunya sumber belajar.

Pembelajaran moderen memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan

Menyenangkan. Metode apapun yang digunakan selalu menekankan aktifnya

peserta didik dalam setiap proses pembelajaran. Inovatif setiap

pembelajaran harus memberikan sesuatu yang baru, berbeda dan selalu

menarik minat peserta didik. Dan Kreatif, setiap pembelajaran harus

menimbulkan minat kepada peserta didik untuk menghasilkan sesuatu atau

dapat menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan metoda, teknik

atau cara yang dikuasai oleh siswa itu sendiri yang diperoleh dari

proses pembelajaran.





NAMA : TRI PANJIANTO

ALAMAT : Kec. Rengel Kab. TUBAN JAWA TIMUR SDN SUMBEREJO 3 RENGEL

No comments:

Post a Comment