Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan, Suryadharma Ali (kiri), berbincang dengan musisi Rhoma Irama (kanan), di kediaman Rhoma, Jalan Pondok Jaya VI, Jakarta Selatan, Minggu (12/8/2012). | TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
JAKARTA, KOMPAS.com Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kembali mengungkit kedekatan historis antara si Raja Dangdut Rhoma Irama dan partainya. Hal ini menyusul manuver Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang mulai mendekati Rhoma yang berambisi maju sebagai calon presiden.
Sekretaris Fraksi PPP Arwani Thomafi mengatakan, hingga kini PPP tetap menjalin komunikasi yang baik dengan Rhoma.
"Sampai sekarang Rhoma masih cukup dekat dengan PPP dan juga tokoh-tokoh PPP. Masih cukup dekat, jadi tidak bisa dikatakan sudah tidak ada lagi hubungan," ujar Arwani, di Kompleks Parlemen, Kamis (11/7/2013).
Rhoma Irama sudah menyatakan diri siap maju sebagai capres dalam Pemilu 2014 mendatang. Namun, sejauh ini, belum ada partai politik yang melamar pelantun "Darah Muda" ini.
Dari semua partai yang ada, Rhoma memang memiliki kedekatan historis dengan PPP. Sejak zaman Orde Baru, sosok Rhoma tidak lepas dari PPP. Dia menjadi garda terdepan dalam setiap kampanye PPP. Tetapi, PPP hingga kini belum menentukan sikapnya. PKB justru sudah lebih dulu menjemput bola saat Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar bertemu dengan Rhoma. Terkait hal ini, Arwani mengaku tak mau berspekulasi.
"Kami tidak mau berandai-andai usung Rhoma atau tidak. Komunikasi dengan seluruh tokoh dilakukan, juga tetap dilakukan komunikasi dengan beberapa kader terbaik bangsa. Kami belum putuskan akan seperti apa," kata Arwani.
Sebelumnya, PPP menyatakan akan melakukan konvensi untuk menjaring calon presiden yang diusungnya. Akan tetapi, konvensi urung digelar karena pembahasan RUU Pilpres yang mentok terkait presidential threshold.
Wakil Ketua Umum PPP Hasrul Azwar pernah mengatakan, konvensi bisa saja menjadi saluran bagi Rhoma maju untuk menjadi capres bagi PPP.
Arwani mengatakan, partainya baru akan menentukan capres yang diusung setelah mengetahui hasil perolehan suara dalam pemilu legislatif. Hal ini, kata dia, menentukan apakah PPP bisa mengusung capres-cawapres atau tidak. PPP sendiri menargetkan 10 persen kursi di parlemen sebagai modal mengajukan cawapres dengan berkoalisi dengan partai lain.
"Kami masih menunggu perkembangan di lapangan. Sejauh ini belum ada nama-nama," kata Anggota Komisi V DPR ini.
Editor : Inggried Dwi Wedhaswary
Sumber: nasional.kompas.com
Ikuti perkembangan berita ini dalam topik: Geliat Politik Jelang 2014
No comments:
Post a Comment