[Tips] Bangun Malam-Malam
(Qiyamullail) Menegakkan Shalat Tahajjud
1. "Memahami Keutamaan (atammah) Shalat Malam"
o Shalat tahajjud adalah shalat yang paling utama setelah shalat wajib
o "Sebaik-baik puasa setelah puasa ramadhan adalah puasa bulan
muharram dan sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah shalat
lail" [Hadits Riwayat. Muslim no. 1163]
o "Sholat yang paling utama sesudah sholat fardhu adalah qiyamul lail
(sholat di tengah malam)" (Muttafaqun 'alaih)
o Orang yang menegakkan qiyamullail akan terpelihara dari gangguan
setan, dan bangun di pagi hari dalam keadan segar dan bersih jiwanya
o Suatu hari pernah diceritakan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam tentang orang yang tidur semalam suntuk tanpa mengingat
untuk sholat, maka beliau menyatakan: "Orang tersebut telah dikencingi
setan di kedua telinganya" (Muttafaqun 'alaih)
o Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga menceritakan: "Setan
mengikat pada tengkuk setiap orang diantara kalian dengan 3 ikatan
(simpul) ketika kalian akan tidur. Setiap simpulnya ditiupkanlah
bisikannya (kepada orang yang tidur itu): "Bagimu malam yang panjang,
tidurlah dengan nyenyak." Maka apabila (ternyata) ia bangun dan
menyebut nama Allah Ta'ala (berdoa), maka terurailah (terlepas) satu
simpul. Kemudian apabila ia berwudhu, terurailah satu simpul lagi. Dan
kemudian apabila ia sholat, terurailah simpul yang terakhir. Maka ia
berpagi hari dalam keadaan segar dan bersih jiwanya. Jika tidak (yakni
tidak bangun sholat dan ibadah di malam hari), maka ia berpagi hari
dalam keadaan kotor jiwanya dan malas (beramal shalih)" (Muttafaqun
'alaih)
o Mengetahui di malam hari itu ada 1/3 malam terakhir dimana Allah
Subhanahu wa Ta'ala akan mengabulkan doa orang yang berdoa, memberi
sesuatu bagi yang memintaa, dan mengampuni yang memohon ampun pada-Nya
o Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwasannya Nabi
bersabda: "Allah turun ke langit dunia setiap malam pada 1/3 malam
terakhir. Allah lalu berfirman, Siapa yang berdoa kepada-Ku niscaya
Aku kabulkan! Siapa yang meminta kepada-Ku niscaya Aku beri! Siapa
yang meminta ampun kepada-Ku tentu Aku ampuni. Demikianlah keadaannya
hingga terbit fajar" (HR. Bukhari no. 145 dan Muslim no. 758)
o " Rabb (Tuhan) kami yang Maha Suci lagi Maha Tinggi turun kelangit
dunia tiap malam ketika tersisa 1/3 malam terakhir seraya berkata:
"Siapa berdo´a kepada-Ku pasti Aku kabulkan, siapa meminta kepada-Ku
pasti Aku beri dan siapa memohon ampun kepada-Ku pasti Aku ampuni
ia"(HR. Bukhari - Muslim)
o "Posisi Rabb (Allah) yang paling dekat dengan hambanya adalah
dipenghujung malam, jika anda mampu untuk berzdikir kepada Allah pada
saat itu maka lakukanlah" (HR. At-Tirmidzi, Ibn Huzaimah dll dengan
sanad shahih)
o "Pintu-pintu langit dibuka pada pertengahan malam lalu penyeru-pun
menyeru: "Apakah ada orang berdo´a, pasti dikabulkan do´anya. Apakah
ada orang meminta, pasti diberi permintaannya. Dan apakah ada orang
yang sumpek (banyak problem), pasti dihilangkan darinya. Maka tidaklah
seorang muslimpun yang berdo´a saat itu melainkan pasti Allah
mengabulkannya kecuali zaniah (pelacur yang belum bertaubat) dan
`Asysyaar (Seorang yang mengambil harta manusia dengan cara bathil)"
(Hadits shahih diriwayatkan at-Tabhrani)
o "Sesungguhnya, di malam hari ada satu waktu. Tidaklah seorang muslim
berdoa kepada Allah mohon kebaikan dunia dan akhirat di malam itu,
kecuali Allah pasti mengabulkan permohonannya. Waktu tersebut ada pada
tiap-tiap malam" (HR. Muslim No. 757)
o "Rabb kalian turun setiap malam ke langit dunia tatkala lewat tengah
malam, lalu Ia berfirman: "Adakah orang yang berdoa agar Aku
mengabulkan doanya?" (HR Bukhari 3/25-26)
o Dalam riwayat lain disebutkan, bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala
berfirman: "Barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku
mengampuninya, siapa yang memohon (sesuatu) kepada-Ku, niscaya Aku pun
akan memberinya, dan siapa yang berdoa kepada-Ku, niscaya Aku akan
mengabulkannya" Hal ini terus terjadi sampai terbitnya fajar. (Tafsir
Ibnu Katsir 3/54)
o Dari Abdullah bin Amr bin Ash bahwasanya rasulullah bersabda:
"shalat yang paling dicintai Allah adalah shalatnya nabi Daud, dan
puasa yang paling dicintai oleh Allah adalah puasanya nabi Daud,
beliau tidur separuh malam, bangung sepertiganya, tidur seperenamnya,
dan berpuasa satu dan tidak berpuasa satu hari" (muttafaq alaih).
o Menjadikan sebab masuk surga.
o Rosululloh sholallohu 'alaihi wa sallam bersabda, "Wahai sekalian
manusia, sebarkanlah salam, berilah makanan, sambunglah tali
persaudaraan dan sholatlah ketika manusia terlelap tidur pada waktu
malam niscaya engkau akan masuk surga dengan selamat" (HR. Ibnu Majah,
dishohihkan oleh Al Albani)
o Menaikkan derajat di surga: "Sungguh di dalam surga tedapat
kamar-kamar yang bagian dalamnya terlihat dari luar dan bagian luarnya
terlihat dari dalam. Kamar-kamar itu Allah sediakan bagi orang yang
memberi makan, melembutkan perkataan, mengiringi puasa Romadhan
(dengan puasa sunah), menebarkan salam dan mengerjakan sholat malam
ketika manusia lain terlelap tidur" (HR. At Tirmidzi, dihasankan oleh
Al Albani)
2. Membangkitkan 'Azzam (Keinginan Kuat) untuk Bangun Shalat Malam
• "Berusaha merasakan penuh kesadaran mendalam, keinginan yang kuat
serta harapan menggebu-gebu"
o Kerinduan yang teramat sangat teruntuk bertaqarrub kepada Allah di
keheningan malam dengan bangun malam-malam mengisinya dengan shalat
dan ibadah
• Kuatkan rasa cinta kita kepada Allah, apalagi dengan mengerjakan
sholat malam kita akan dapat bercakap-cakap dengan Allah 'azza wa
jalla lebih dekat. Betapa tiap patah kata yang kita ucapkan
benar-benar munajat kepada Allah
• Meyakini bahwa Allah 'azza wa jalla pasti akan memperhatikan dan
menyaksikan apa saja yang terlintas dalam hati dan benak kita
• Memahami, seseorang yang benar-benar ingin dicintai Allah pasti akan
berusaha menyendiri (berkhalwat) dengan-Nya, merasakan lazatnya
bermunajat sepenuh hati dan kekuatan. Sehingga akan menyebabkan tahan
(kuatnya) beribadah sepanjang malam...
• Saat untuk menatap diri pada-Nya di heningnya malam, mengadu
menyampaikan segala kelu dan gelisah kita seharian meratap pada-Nya,
serta menjemput ketenangan jiwa
3. Berusaha Menunaikanya Berarti Kita Telah Mentaati Perintah Allah
dan Rasul-Nya dan Allah Akan mengangkat Kita ke Tempat yang Terpuji
o "Dan pada sebagian malam hari, sholat tahajjudlah kamu sebagai
ibadah nafilah bagimu, mudah-mudahan Rabb-mu mengangkatmu ke tempat
yang terpuji" (Al-Isro':79)
o Dr. Muhammad Sulaiman Abdullah Al-Asyqor menerangkan: "At-Tahajjud
adalah sholat di waktu malam sesudah bangun tidur. Adapun makna ayat
"sebagai ibadah nafilah" yakni sebagai tambahan bagi ibadah-ibadah
yang fardhu. Disebutkan bahwa sholat lail itu merupakan ibadah yang
wajib bagi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan sebagai
ibadah tathowwu' (sunnah) bagi umat beliau" (lihat Zubdatut Tafsir,
hal. 375 dan Tafsir Ibnu Katsir: 3/54-55)
o Ketika Allah menyebutkan sifat-sifat orang yang bertakwa bahwa
mereka: "Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; dan di
akhir-akhir malam mereka mohon ampun (kepada Allah)" (Adzariyat :
17-18).
o Allah Ta'aala berfirman tentang sifat 'ibadur-Rahman: "Dan orang
yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka
(Shalat malam)" (QS. Al-Furqan: 64)
o "Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya (untuk shalat malam),
sedang mereka berdo´a kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap, dan
mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang kami berikan kepada
mereka. Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk
mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata
sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan" (QS.
As-Sajdah: 16-17)
4. Meneladani Rasulullah, Sebaik-baik Teladan yang Kita Diperintah
untuk Mengikutinya
• "Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk shalat) di
malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau
kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu,
Dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan" (Al-Muzzammil: 1-4)
• Dari aisyah -Radhiallahu 'Anha berkata: "Bahwasannya Rasulullah
-Shallallaahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam shalat malam sampai
pecah-pecah (bengkak) kedua kakinya, lalu akupun berkata kepada
Beliau: "Mengapa Anda lakukan ini wahai Rasulullah, padahal telah
diampuni dosa anda yang lalu dan yang akan datang?" Beliau
-Shallallaahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam bersabda: "Tidakkah
sepatutnya aku menjadi hamba yang bersyukur" (HR. Bukhari - Muslim)
• Al-Aswad bin Yazid berkata: "Aku pernah bertanya kepada 'Aisyah
Radhiallaahu anha tentang shalat malam Rasulullah Shalallaahu alaihi
wasalam. 'Aisyah menjawab: "Biasanya beliau tidur di awal malam,
kemudian tengah malamnya beliau bangun mengerjakan shalat malam. Bila
merasa ada keperluan beliau segera menemui istri. Beliau segera
bangkit begitu mendengar seruan azan. Beliau segera mandi bila dalam
keadaan junub. Jika tidak, maka beliau segera berwudhu' lalu berangkat
(ke masjid untuk) shalat" (HR. Al-Bukhari)
• Shalat malam rasulullah sangat mengagumkan: Abu Abdillah Hudzaifah
ibnul Yaman Radhiallaahu anhu mengisahkan: "Pada suatu malam, aku
pernah shalat tahajjud bersama Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam .
Beliau mengawali shalat dengan membaca surat Al-Baqarah, saya berkata
di dalam hati, "Mungkin setelah membaca kira-kira seratus ayat,
ternyata beliau terus tidak berhenti, saya berkata lagi di dalam hati,
"Mungkin, beliau selesaikan pembacaan surat Al-Baqarah. Dalam satu
raka'at ternyata beliau terus memulai surat Ali Imron kemudian terus
mem-bacanya saya berbicara di dalam hati: (mungkin) beliau mau ruku
setelah selesai Ali-Imron, ternyata beliau terus membaca surat An Nisa
sampai habis. Beliau membaca surat-surat tersebut dengan bacaan
tartil. Setiap kali membaca ayat yang menyebutkan kemahasucian Allah
Ta'ala beliau selalu bertasbih (mengucapkan subhanallah). Setiap kali
membaca ayat yang berisikan permohonan, beliau pasti berdoa. Setiap
kali membaca ayat yang menyebutkan permintaan berlindung diri kepada
Allah Ta'ala, beliau segera mengucapkan ta'awwudz. Ketika ruku' beliau
membaca: Subhaana Rabbiyal 'Adzhiim ("Maha Suci Rabbku Yang Maha
Agung") Lama ruku' beliau hampir sama dengan lama berdiri. Kemudian
beliau mengucapkan: Sami'allahuliman hamidah, Rabbana lakal hamdu
"Allah Maha mendengar terhadap hamba yang memuji-Nya. Ya Rabb kami,
segala puji bagi-Mu." Kemudian beliau tegak berdiri (i'tidal), hampir
sama lamanya dengan ruku'. Kemudian beliau sujud dan membaca: Subhaana
Rabbiyal 'A'la ( "Maha Suci Rabbku Yang Maha Luhur." ) Lama sujud
beliau hampir sama dengan lama i'tidal." (HR. Muslim)
5. Qiyamullail Adalah Kebiasaan Orang-Orang Shalih dan Calon penghuni Syurga
• "Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam taman-taman
surga dan di mata air-mata air, sambil mengambil apa yang diberikan
oleh Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu (di dunia) adalah
orang-orang yang berbuat kebaikan, (yakni) mereka sedikit sekali tidur
di waktu malam, dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada
Allah)" (Adz-Dzariyat: 15-18)
• "Hendaklah kalian melakukan sholat malam, karena sholat malam itu
adalah kebiasaan orang-orang sholih sebelum kalian, dan ibadah yang
mendekatkan diri pada Tuhan kalian serta penutup kesalahan dan sebagai
penghapus dosa" (HR. Tirmidzi no. 3549, Al Hakim I/380, Baihaqi
II/502. Dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Irwa Al Ghalil
II/199/no. 452)
• "Sebaik-baik lelaki adalah Abdullah (yakni Abdullah bin Umar bin
Khaththab radhiyallahu 'anhuma, -ed) seandainya ia sholat di waktu
malam" (HR Muslim No. 2478 dan 2479). Beliau shallallahu 'alaihi wa
sallam pernah menasihati Abdullah ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma:
"Wahai Abdullah, janganlah engkau menjadi seperti fulan, ia kerjakan
shalat malam, lalu ia meninggalkannya" (HR Bukhari 3/31 dan Muslim
2/185)
6. Meneladani Kesungguhan Para Salafus Shalih Dalam Menegakkan Qiyamul Lail
• Disebutkan dalam sebuah riwayat, bahwa tatkala orang-orang sudah
terlelap dalam tidurnya, Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu justru mulai
bangun untuk shalat tahajjud, sehingga terdengar seperti suara
dengungan lebah (yakni Al-Qur'an yang beliau baca dalam sholat lailnya
seperti dengungan lebah, karena beliau membaca dengan suara pelan
tetapi bisa terdengar oleh orang yang ada disekitarnya, ed.), sampai
menjelang fajar menyingsing
• Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah pernah ditanya: "Mengapa
orang-orang yang suka bertahajjud itu wajahnya paling bercahaya
dibanding yang lainnya?" Beliau menjawab: "Karena mereka suka berduaan
bersama Allah Yang Maha Rahman, maka Allah menyelimuti mereka dengan
cahaya-Nya"
• Abu Sulaiman berkata: "Malam hari bagi orang yang setia beribadah di
dalamnya, itu lebih nikmat daripada permainan mereka yang suka hidup
bersantai-santai. Seandainya tanpa adanya malam, sungguh aku tidak
suka tinggal di dunia ini"
• Al-Imam Ibnu Al-Munkadir menyatakan : "Bagiku, kelezatan dunia ini
hanya ada pada tiga perkara, yakni qiyamul lail, bersilaturrahmi dan
sholat berjamaah"
7. Mengingat, Kemuliaan Seorang yang Beriman Ada Pada Shalat Malamnya
• Ketika Jibril datang pada Rosululloh sholallohu 'alaihi wa sallam
lalu berkata, "Hai Muhammad, kemuliaan orang beriman adalah dengan
sholat malam. Dan kegagahan orang beriman adalah sikap mandiri dari
bantuan orang lain" (HR. Al Hakim, dihasankan oleh Al Albani, Silsilah
Al Ahadits Ash Shahihah no. 831)
• "Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk
khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan"(QS. Al-Muzammil: 6)
o Qiyamul lail merupakan amalan utama, lebih utama daripada shalat
sunnah di siang hari; karena di waktu sepi kita akan lebih ikhlas
kepada Allah dan karena beratnya meninggalkan tidur, serta kelezatan
bermunajat kepada Allah azza wajalla terutama pada kemuliaan 1/3 akhir
malam
• Maka berusaha menjadikan qiyamullail kebiasaan dan kebutuhan pokok kita
o Sebagaimana betapa butuhnya kita akan kasih-sayang Allah menghamba
pada-Nya, maka kita buktikan dengan senantiasa menghadap pada-Nya di
1/3 akhir malam, berkesendirian dengan-Nya
8. Meniatkan ('azzam yang kuat/affirmasi diri) Sebelumnya Untuk Bisa
Bangun Memuliakan Keheningan Malam dengan Beribadah Kepada Allah
• Berusaha bersikap adil teruntuk dunia dan akhirat kita
o Mengingat: "Jika malam-malam kita sebelumnya telah sekian lama kita
habiskan untuk tidur saja, sudah saatnya mulai malam ini kita bangun
membasuh muka dengan air wudhu' dan lekas menyongsong perjumpaan
denganNya"
o Serta, sudah Adilkah jatah waktu kita antara dunia dan akhirat dalam
keseharian kita?, maka mari kita menggenapi ketidak-adilan kita selama
ini pada agama dan akhirat kita serta urusan diri kita kepada Allah
dengan bersegera...
Mulai malam ini, saat Allah masih memberi kesempatan pada diri kita
sebelum kesempatan itu tiada (Allah mencabut-Nya)...
• Menjadikan tiap malam kita menjadi malam-malam yang berkesan, penuh
dengan doa-doa kita memohon ampun kepada Allah, bercakap-cakap erat
dengan-Nya dan bukanya bertabur dosa dan kemaksiatan
o Buktikan kita benar-benar mengharap hidayah dan kekuatan dari Allah,
sehingga hati kita akan menjadi bersih, dan diberi kemudahan menuju
jalan kebaikan dan keselamatan akhirat kita
o Dan semoga kita termasuk golongan hamba-Nya yang beruntung
o Merasakan manfaatnya bagi jiwa kita; dengan melaksanakannya akan
mendatangkan pencerahan pada jiwa dan ketenangan hati kita
o Mencukupkan malam-malam kita sebagai tempat berkeluh kesah hanya
kepada Allah. Dengan sederas mungkin tangis kita, biarlah air mata
meluap menunjukkan kelemahan dan ketidak-berdayaan diri kita
o Tatkala seorang hamba menyembunyikan amal ibadah tertutup pekatnya
malam, insya Allah Allah akan menutup pula aib-aib kita dan terhindar
dari segala keburukan amalan kita
9. Mengusahkan Hal-hal Yang Akan Mempermudah Kita Bangun Malam
Mengusahakan tidak terlalu banyak makan dan minum sebelumnya
• Yang akan membuat perut terlalu kenyang dan mata mengantuk (terasa
berat) untuk bangun ditengah malam
Mengusahakan untuk tidur pada siang hari meskipun sebentar
• Sebab dengan adanya tidur siang tersebut akan memudahkan kita untuk
bangun malam
Berusaha senantiasa memuliakan masjid dan menitipkan hati kita disana
• Dengan meramaikanya untuk ibadah dan shalat jamaah diawal waktu
(teruntuk laki-laki)
• Sehingga akan terbiasa, merasuk menjadi jati diri kita untuk
senantiasa menjaga waktu-waktu ibadah kita kepada Allah secara
berjamaah penuh kesadaran
Berusaha dekat dan bergaul merekatkan diri pada orang-orang shaleh
• Orang yang akan memberi kita nasehat (mengingatkan) akan kesalahan
dan kekurangan diri kita
o "Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia;
melaksanakan amar makruf nahi mungkar dan beriman kepada Allah" (QS
Ali Imran [3]: 110)
• Dan bukan sekedar teman dalam kesenangan saja yang biasanya malah
menjerumuskan (menyesatkan)
10. Berusaha meninggalkan Maksiat, Dosa dan Perbuatan Bid'ah
• Al-Imam Hasan Al-Bashri pernah menegaskan:
o "Sesungguhnya orang yang telah melakukan dosa, akan terhalang dari
qiyamul lail." Ada seseorang yang bertanya: "Aku tidak dapat bangun
untuk untuk qiyamul lail, maka beritahukanlah kepadaku apa yang harus
kulakukan?" Beliau menjawab : "Jangan engkau bermaksiat (berbuat dosa)
kepada-Nya di waktu siang, niscaya Dia akan membangunkanmu di waktu
malam" (Tazkiyyatun Nufus, karya Dr Ahmad Farid)
• Berusaha untuk senantiasa mengawasi diri (menghisab diri) tiap amalan kita
o Bahkan dari segala yang terlintas dalam benak kita serta informasi
yang layak (boleh masuk) dalam ingatan (perhatian) kita
11. Memanfaatkan Segala Sumber-Daya Yang Kita Miliki Untuk Bisa Bangun
Shalat Malam
• Seperti beker, alarm HP dan program-program reminter shalat (seperti
mawaqit untuk hp yang sudah support java), dll serta teman, dan
suami-istri untuk saling membantu serta berjamah melaksanakanya
• Selain saling membangunkan suami-istri, dan keluarga juga saling
membangunkan tetangga atau teman dengan menelpon/misscal melalui
HP-nya. Saling berta'awun dalam kebaikan dan taqwa
o "Allah memberi rahmat kepada seorang suami yang bangun malam lalu
shalat dan (tidak lupa) membangunkan istrinya kemudian ia shalat juga.
Jika istrinya enggan, dia (boleh) memerciki wajah istrinya dengan air.
Allah memberi rahmat kepada seorang istri yang bangun malam kemudian
mengerjakan shalat, dan ia tidak lupa membangunkan suaminya. Jika
suaminya malas bangun, ia boleh memerciki wajah suaminya dengan air"
(HR Abu Daud).
12. Mempersiapkan Diri Sebelumnya Dengan Tidur Diawal Waktu dan
Meniatkan Untuk Bangun Shalat Malam
• "Disunnahkan bagi seorang muslim tidur dalam keadaan suci, dan
barangsiapa yang bermalam dalam keadaan suci maka malaikat ikut
bermalam bersamanya, dan ia tidak bangung kecuali malaikat berkata: Ya
Allah, ampunilah hambamu fulan, karena ia bermalam dalam keadaan
suci"(HR. Ibnu Hibban)
• Disunnahkan segera tidur (tidur di awal malam dan menjauhkan diri
dari begadang kecuali dalam hal-hal yang baik) agar bisa bangun untuk
shalat malam dengan segar, dan disunnahkan bangun ketika mendengar
adzan, sebagaimana sabda rasulullah: "apabila salah seorang dari
kalian tidur, setan membuat tiga ikatan di kepalanya, ia mengatakan
pada setiap ikatan, malam masih panjang maka tidurlah"
o Rasulullah membenci tidur sebelum shalat 'isya dan berbicara sesudah
Shalat Isya. sebagaimana disebut dalam hadits riwayat Ibnu Mas'ud:
"Tidak diperkenankan bercakap-cakap di malam hari kecuali bagi orang
yang sedang mengerjakan shalat atau sedang bepergian" (HR. Ahmad,
As-Suyuti menandainya sebagai hadits hasan).
• Ketika akan tidur memperhatikan adab-adab tidur
o Seperti membaca do'a sebelum tidur, membaca ayat kursi, membaca 2
ayat terakhir dari surat Al Baqarah, membaca Surat Al Kaafirun, dll
• Sunnah sebelum tidur berniat qiyamullail, jika ia tertidur dan tidak
bangun, maka ditulis baginya apa yg ia niatkan, dan tidurnya merupakan
sedekah dari tuhan kepadanya
o Termasuk permohonan untuk dibangunkan agar bisa menunaikan shalat malam
o Dan menjaga niat ikhlas karena mengharap ridha Allah
• Seorang muslim seharusnya berusaha bangun malam dan tidak
meninggalkannya, karena nabi sendiri melakukan qiyamul lail hingga
kakinya pecah-pecah
13. Persiapan Sebelum Shalat Tahajjud
• "Jika ia bangun dan berdzikir kepada Allah, maka lepaslah satu
ikatan, jika berwudhu' maka lepas satu ikatan, dan jika shalat, lepas
satu ikatan, maka ia masuk waktu pagi dengan segar dan jiwanya tenang,
kalau tidak, maka ia masuk waktu pagi dg jiwa yg tidak tenang dan
malas" (Muttafaq alaih)
• Begitu bangun tidur usap wajah dengan kedua telapak tangan kita
seraya membaca doa bangun tidur atau sekurang-kurangnya mengucapkan:
o Alhamdulillah..., dilanjutkan dengan membaca QS. Ali Imran ayat 190
• Disunnahkan bagi orang yang mengerjakan shalat lail untuk bersiwak
(menggosok gigi lebih dahulu sebelum wudu') dan membaca ayat-ayat
terakhir dari surat Ali Imran mulai dari firman Allah..
o Artinya: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumu dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
berakal" [ Ali Imran : 190] dibaca sampai akhir surat
• Disunnahkan shalat tahajjud di rumah, membangunkan keluarganya dan
sekali-kali shalat mengimami mereka
• Tidak shalat dalam keadaan mengantuk, jika sangat mengantuk segera tidur
14. Sunnah Memulai Shalat Lail Dengan 2 raka'at Yang Ringan (pendek).
Hal itu dilakukan hingga datangnya semangat untuk memanjangkan
raka'atnya setelah 2 rakaat yang pendek tersebut
• Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Apabila salah seorang diantara kalian mendirikan shalat lail
hendaklah membuka shalatnya dengan shalat 2 raka'at yang ringan
(surat-surat yang dibaca pendek. Pent)" [Hadits Riwayat. Muslim no.
768]
15. Sunnah Memulai Shalat Malam Dengan Do'a yang Shahih dari
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam
"Ya Allah, Rabb Jibril, Mikail dan Israfil. Wahai Pencipta langit dan
bumi. Wahai Rabb yang mengetahui yang ghaib dan nyata. Engkau yang
menjatuhkan hukum (untuk memutuskan) apa yang mereka (orang-orang
Nasrani dan Yahudi) pertentangkan. Tunjukkanlah aku pada kebenaran apa
yang dipertentangkan dengan seizinMu. Sesungguhnya Engkau menunjukkan
pada jalan yang lurus bagi orang-orang yang Engkau kehendaki" [Hadits
Riwayat. Muslim no. 770, Abu Dawud no. 767, Ibnu Majah no. 1357]
16. Sunnah Memanjangkan Shalat Malam
• Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya: "Shalat apakah
yang paling baik?" Rasulullah menjawab : "Yang panjang qunutnya (lama
berdirinya)" [Hadits Riwayat. Muslim no.756]
Qunut dalam hadits ini memiliki banyak arti berdasarkan banyak
riwayat. Dalam Hadyus Saari Muqaddimah dari Fathul Baari oleh Ibnu
Hajar hal. 305 (Cet. Daar Abi Hayyaan) pasal Qaf Nun disebutkan
tentang makna qunut antara lain do'a, berdiri, tenang, diam, ketaatan,
shalat, kekhusu'an, ibadah, dan memperpanjang berdiri. Pent.
Juga sunnah memperpanjang sujud dan memanjangkan berdiri membaca
al-Qur'an (membaca surat pabjang yang kita kuasai). Sesekali membaca
dengan keras dan sekali-kali pelan
17. Sunnah Berta'wudz (Memohon Perlindungan Allah) Ketika Membaca Ayat
tentang 'Adzab dengan ucapan:
"Aku berlindung kepada Allah dari Adzab Allah"
Dan Memohon Rahmat Allah Ketika Membaca Ayat tentang Permohonan dengan ucapan
"Ya Allah aku meminta kepadaMu dari karuniaMu"
Dan Bertasbih Ketika Membaca Ayat-Ayat yang Mengandung Pujian tentang
Ke-Maha-Sucian Allah
Hal diatas berdasar hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
"Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam membaca (ayat) dengan tartil
apabila beliau melewati satu ayat tasbih maka beliaupun membaca
tasbih. Apabila melewati ayat permohonan (tentang rahmat,-ed) maka
beliaupun memohon. Dan apabila melewati ayat memohon perlindungan,
maka beliaupun memohon perlindungan (bertaawudz)…" [Hadits Riwayat.
Muslim no. 772]
18. Disunnahkan (Orang yang Mengerjakan Shalat Malam) Berdoa Dengan
Do'a Shahih yang Diajarkan Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam
"Ya Allah, bagiMu segala puji, Engkaulah Penegak langit dan bumi dan
segala isinya. BagiMu segala puji, milikMu kerajaan langit dan bumi
serta segala isinya. bagiMu segala puji (Engkau) Pemberi cahaya langit
dan bumi (serta segala isinya). bagiMu segala puji, Engkau penguasa
langit dan bumi. bagiMu segala puji Engkau lah Yang Maha benar,
janji-Mu itu benar adanya dan pertemuan dengan-Mu itu benar adanya.
FirmanMu itu benar, surga itu benar, neraka itu benar, para nabi itu
benar, Nabi Muhammad itu benar (utusanMu), kiamat itu benar adanya. Ya
Allah, kepadaMu aku bertawakal, kepadaMu aku kembali, kepadaMu aku
mengadu dan kepadaMu aku berhukum. Ampunilah dosaku di masa lalu, masa
yang akan datang, yang tersebunyi serta yang nampak (Karena Engkau
adalah Maha Mengetahui itu daripada aku). Engkau lah Yang terdahulu
dan Yang terakhir (Engkau Tuhanku) dan tidak ada Tuhan kecuali Engkau
atau tidak ada Tuhan (bagiku) kecuali Engkau" [Hadits Riwayat. Bukhari
no. 1120, 6317, 7385 dan Muslim no. 2717]
Dan juga memanjatkan do'a yang menjadi hajat dan keinginan kita kepada
Allah serta juga berusaha memperbanyak membaca wirid (dzikir) serta
jika masih ada waktu bisa mengerjakan shalat suhnah yang lain (sebelum
ditutup dengan shalat witir)
(No. 17 - 21 ana kutip dari:
http://wahdahsamarinda.wordpress.com/2008/03/18/sholat-sunnah-malam
Sumber asalnya dari: kitab Aktsaru Min Alfi Sunnatin Fil Yaum Wal
Lailah, edisi Indonesia Lebih Dari 1000 Amalan Sunnah Dalam Sehari
Semalam, Penulis Khalid Al-Husainan, Penerjemah Zaki Rachmawan]
19. Akhiri dengan salat witir
Dari Aisyah Ummul Mukminin Radhiyallahu 'anha, dia bercerita...
"Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam biasa mengerjakan shalat 11
raka'at pada waktu antara selesai shalat Isya –yaitu, suatu waktu yang
oleh orang-orang disebut sebagai atamah- sampai Shubuh sebanyak 11
rakaat, dengan salam setiap dua raka'at dan mengerjakan shalat witir
satu raka'at. Dan jika mu'adzin telah berhenti dari mengumandangkan
adzan shalat Shubuh dan sudah tampak jelas pula fajar olehnya dan
beliau juga sudah didatangi oleh muadzin, maka beliau segera berdiri
dan mengerjakan 2 rakaat ringan, dan kemudian berbaring di atas
lambung kanannya sehingga datang muadzin kepada beliau untuk
mengumandangkan iqamah"
(Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Muslim, di dalam kitab Shalaatul
Musaafirin wa Qashruha, bab Shalaatul Lail wa Adadu Raka'aatin Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam fil Lail wa Annal Witr Rak'atan wa Anna
Rak'ah Shalaatun Shahiihah, (hadits no. 736. Dan asal hadits berada
pada Al-Bukhari. Lihat Jaami'ul Ushuul (VI/91-96).
Dari Abu Bashrah Al-Ghifari, dia bercerita, Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda...
"Sesungguhnya Allah telah menambah untuk kalian satu shalat, yaitu
witir. Oleh karena itu, kerjakanlah ia di antara shalat Isya sampai
shalat Shubuh"
(Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Ahmad di dalam kitab, Al-Musnad
(VI/7 dan 397). Dan dinilai shahih oleh Al-Albani di dalam kitab,
Silsilah Ash-Shahihah (hadits no. 108)
Jadi, kedua hadits di atas secara jelas menujukkan bahwa shalat malam
dan witir itu waktunya dimulai dari setelah shalat Isya (yang oleh
orang-orang disebut dengan atamah) sampai waktu Shubuh
Dan pernyataan yang menyebutkan bahwa akhir waktunya adalah Shubuh,
diperkuat oleh apa yang ditegaskan dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam
"Dan jika salah seorang di antara kalian khawatir (akan) masuk waktu
Shubuh, maka hendaklah dia mengerjakan shalat satu raka'at shalat
witir sebagai penutup bagi shalat yang telah dikerjakannya" (Takhrij
hadits ini akan diberikan selanjutnya pada pembahasan berikutnya)
Ibnu Nashr mengatakan:
"Yang menjadi kesepakatan para ulama adalah bahwa antara shalat Isya
sampai terbit fajar merupakan waktu shalat witir. Dan mereka berbeda
pendapat mengenai waktu setelah itu sampai shalat Shubuh dikerjakan.
Dan telah diriwayatkan dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa
beliau memerintahkan untuk mengerjakan shalat witir sebelum terbit
fajar" (Mukhtashar Qiyaamil Lail, hal. 119)
Maka bisa saya katakan,
"Yang terbaik bagi orang yang khawatir tidak bisa bangun, di akhir
malam untuk mengerjakan shalat di awal waktu. Sedangkan bagi siapa
yang yakin akan bangun, maka yang terbaik baginya adalah mengakhirkan
pelaksanaan shalat witir sampai akhir malam"
Hal ini didasarkan pada apa yang ditegaskan dari Jabi Radhiyallahu
'anhu, di mana dia bercerita. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
telah bersabda.
"Barangsiapa khawatir tidak bangun di akhir malam, maka hendaklah dia
mengerjakan shalat witir di awal waktunya. Dan barangsiapa yang serius
hendak bangun di akhir malam, maka hendaklah dia mengerjakan shalat
witir di akhir malam, karena sesungguhnya shalat di akhir malam itu
disaksikan (oleh para Malaikat). Dan demikian itu lebih baik"
(Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab Shalaatul
Musaafiriin wa Qasruha, bab Man Khaafa an laa Yaquuma Aakhiral Lail
fal Yuutir Awwaluhu, (hadits no. 755)
Tentang bab shalat witir ini dinukil dari kitab Bughyatul Mutathawwi
Fii Shalaatit Tathawwu, Edisi Indonesia Meneladani Shalat-Shalat
Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, Penulis Muhammad bin
Umar bin Salim Bazmul, Penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi'i]. Sumber ana
daptkan dari: http://www.almanhaj.or.id/content/2361/slash/0
Beberapa Kesimpulan Penutup
Hukum sholat malam adalah sunah muakkad
Waktunya adalah setelah sholat 'isya sampai dengan sebelum waktu sholat shubuh
Akan tetapi, waktu yang paling utama adalah 1/3 malam terakhir dan
boleh dikerjakan sesudah tidur ataupun sebelumnya
Jumlah rakaatnya paling sedikit adalah 1 rakaat
Berdasarkan sabda Rosululloh sholallohu 'alaihi wa sallam,
"Shalat malam adalah 2 rakaat (salam) 2 rokaat (salam), apabila salah
seorang di antara kamu khawatir akan datangnya waktu shubuh maka
hendaklah dia sholat 1 rokaat sebagai witir baginya" (HR. Bukhori dan
Muslim)
Dan jumlah rakaat paling banyak adalah 11 rakaat
Berdasarkan perkataan 'Aisyah radhiyallohu 'anha, "Tidaklah Rosululloh
sholallohu 'alaihi wa sallam:
"Sholat malam di bulan ramadhon atau pun bulan yang lainnya lebih dari
11 rokaat" (HR. Bukhori dan Muslim), walaupun mayoritas ulama
menyatakan tidak ada batasan dalam jumlah rakaatnya
===================================================================
Demikianlah beberapa keutamaan, kemuliaan dan keindahan qiyamul lail
Sungguh kita akan merasakan keindahannya bila hati kita telah diberi
taufik oleh Allah ta'ala dan tidak akan merasakan keindahannya bagi
siapa pun yang dijauhkan dari taufik Allah subhanahu wata'ala
Semoga kita semua bisa senantiasa berusaha menjadi hamba-Nya yang
beruntung tersebut; "diberi keutamaan menegakkan qiyamullail dengan
beristiqamah"
Dan mari kita berazzam (mengi'tiqadkan diri dengan kuat) untuk
berusaha senantiasa menghidupkan malam-malam kita bersama kemuliaan
yang dianugerahi-Nya
Wallahu waliyyut taufiq
Wallahu'alam bisshowab...
Hamba yang senantiasa mengharap kekuatan dari-Nya, mengharap penjagaan-Nya
Muhammad Ulinnuha
*) Beberapa dalil ana kutip dari banyak sumber
NAMA : Sukma Maria
ALAMAT : Mts Psa Nurul Amal Kenteng Bandungan Jawa Tengah
No comments:
Post a Comment