LOgika Niat
"Kesempurnaan amal (dari kesekian amaliyah dlahiriyah) itu bergantung
niat, dan (kadar amal) setiap orang ditentukan oleh (kadar)
niyat-nya," demikian sabda Rasulullah SAW dalam sebuahhadits yang
diriwayatkan oleh Muttafaq 'alaih. Menilik dari redaksional hadits
ini, saya jadi berfikir tentang pentingnya mengetahui serta
memperhatikan kadar niat, yang pada akhirnya, menarik saya tuk berbagi
tulisan dalam forum yang berbahagia ini.
Berbicaratentang kadar, berarti kita berbicara tentang ukuran,
takaran, tolok ukur,derajat, dan lain sebagainya. Masing-masing
ukuran, takaran, tolok ukur,derajat dan lain2 tersebut, tentu saja
memiliki alat ukur/penakar. Denganmeminjam istilah yang terdapat dalam
ilmu fisika, setiap alat ukur/penakar, pastimemiliki tera, penormal,
penyetara dan/atau standar baku. Contoh: 1 kg, akan selalu
didefinisikanoleh para fisikawan sebagai massa dari sebuahkilogram
standar yang disimpan di Sevres, Perancis. 1 kg merupakan ukuran
massa, alat penimbang (timbangan) merupakan alatukur/penakar dan
standar bakukilogram yang disimpan di Sevres Perancis merupakan
tera-nya. Dengan demikian,jelaslah kadar yang dimaksud dalam tulisan
singkat ini. Yaitu sesuatu yangmemiliki tolok ukur, barometer dan
tera.
Kembali padapersoalan kadar niat, maka pada forum ini, "niat" saya
setarakan posisinyadengan "materi" yang bisa diukur dengan suatu tolok
ukur, barometer dan tera. Mengapa"niat" saya sebut sebagai "materi"?
Tidak lain, karena "niat" bila telahdisampaikan, maka dia menjadi
'sesuatu yang bersifat materi (visible).' Dan segalasesuatu yang
dlahir, pasti memiliki ukuran. Lain halnya, bila 'niat' itu
belum/tidak/tak ter-utarakan, maka 'niat' posisinya adalah sama dengan
posisi yang bersifat 'immateri'(invisible atau unvisible). Untuk
sesuatu yangbersifat immateri, biasanya tidak memiliki ukuran,
dan/atau bahkan kadangkala tak terukur. Disebut tidak memiliki ukuran,
karena memang tidak bisa diukur disebabkanketiadaan fakta empiris yang
bisa dijadikan sebagai indikatornya. Sementara, disisi lain disebut
tak terukur, disebabkan karena ketiadaan alat ukur yangtepat, atau
bahkan ia sendiri yang merupakan Sang Pencipta Ukuran.
Niat sebagaisesuatu yang "materi" artinya, ia visibledan bisa diukur,
dan pasti memiliki fakta empiris, bukti, fenomenon, dan
indikator.Fakta empiris niat, adalah perilaku, karakter dan pola
pandang. Ketiga-tigafakta empiris ini mutlak pasti ada dalam setiap
niat. Sebagai contoh: niatmakan, maka fakta empirisnya adalah:
perilaku awalnya adalah: memasak nasi,sayur mayur, lauk pauk dan
sebagainya, yang segala sesuatunya berkaitan denganupaya penyiapan
segala sesuatu yang bisa di makan. Karakter yang lahirberikutnya
adalah: adanya kesabaran dalam menanti masaknya nasi yang
ditanak,menjaga perapian, menjaga kadar air masakan, dan lain
sebagainya. Sementarauntuk pola pandang berkaitan dengan kapan waktu
makan yang tepat, apakahsetelah bekerja atau sebelumnya, ataukah di
bungkus sebagai bekal nanti bilalapar di tengah perjalanan dan lain
sebagainya. Dalam ketiga unsur faktaempiris ini, terkandung didalamnya
bukti, fenomenon dan indikator.
Selanjutnyalahirlah apa yang dinamakan sebagai valueyang mengandung
unsur: barang nilai (value), barang bebas nilai atau barangtak
bernilai, serta norma. Untuk normasendiri, memiliki unsur: rasional
(karenasesuai dengan kaidah norma dan logika berfikir), profan (tabu =
bertentangan dengan kaidah norma) dan unrasional (tak rasional =
karena tidak sesuai dengan kaidah norma dan logikaberfikir) atau
bahkan super rasional(melampaui logika berfikir karena bersifat 'Adi'
sehingga tak bisa dijangkauoleh human rasio).
Persoalannyaadalah, lantas apakah tolok ukur niat sehingga ia bisa
menjadi sesuatu yangbernilai dan rasional atau bahkan super rasional?
Inilah pertanyaan mendasar,yang perlu untuk ditemukan jawabannya.
Tentu saja, pasti bergantung pada tolokukur serta tera yang dipakai
untuk menjabarkannya. Dengan demikian, apa tolokukur serta tera niat
yang anda gunakan?
NAMA ; Samsudin, S.Si
ALAMAT : Jl Harinjing 269 Juwah Siman Kepung Kediri MTs Sunan Ampel Siman
No comments:
Post a Comment