BARANG BEKAS
SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN YANG MURAH
(Suwarsih,S.Pd,M.Pd)
PENDAHULUAN
Program Better Education Tthrough Reformed Management and Universal
Teacher Upgrading (BERMUTU) adalah program peningkatan mutu pendidik
dan tenaga kependidikan. Adapun tujuan kegiatannya antara lain untuk
meningkatkan kinerja guru. Kriteria tercapainya indikator kinerja guru
ditandai dengan keberhasilan peserta didik dalam mengikuti proses
pembelajaran. Peserta didik dapat memperoleh hasil belajar yang baik,
jika peserta didik mengalami dan memahami materi pelajaran yang
disampaikan oleh guru.
Di Kabupaten Grobogan jumlah Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah 108
sekolah, belum semua sekolah mempunyai laboratorium IPA terutama
sekolah swasta. Guru selalu beralasan tidak ada laboratorium dan
alat-alat untuk eksperimen. Sehingga guru mengajar menggunakan model
konvensional yaitu dengan metode ceramah dan peserta didik mencatat
dan tidak menggunakan alat bantu mengajar yaitu media pembelajaran.
Pertanyaan yang muncul "mengapa penggunaan media belum berkembang dan
mengapa kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran masih
rendah".
KAJIAN TEORI
Gagne (dalam Sadiman, 1994:2) mengartikan media sebagai berbagai jenis
komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar.
Sementara itu Briggs (dalam Sadiman,1994:2) mengatakan bahwa media
sebagai alat untuk memberikan perangsang bagi peserta didik supaya
proses belajar terjadi, dan Wong ( dalam Sadiman,1994:2) menafsirkan
media sebagai alat atau mekanisme untuk menyalurkan pesan ke indra
peserta didik.
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan
peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada
diri peserta didik. Media dapat dirancang sendiri oleh guru dengan
memperhatikan : 1) karakteristik materi ajar; 2) karakteristik peserta
didik; 3) kondisi sekolah; 4) kemampuan guru. Guru yang kreatif dan
inovatif akan selalu membelajarkan peserta didiknya dengan metode,
strategi, dan media yang berwariasi. Media pembelajaran bukan barang
mewah yang harus dibeli di toko, media pembelajaran dapat dirancang
sesederhana mungkin, yang terpenting adalah manfaat media bagi
pembelajaran tersebut.
Menurut Edgar Dale manusia pada hakekatnya dapat belajar melalui enam
tingkatan,yaitu 10% dari apa yang dibaca, 20 % dari apa yang didengar,
30% dari apa yang dilihat, 50% dari apa yang dilihat dan didengar, 70
% dari apa dikatakan, dan 90 % dari apa dikatakan dan dilakukan.
Ada sebuah filosfi Cina mengatakan bahwa; saya dengar, saya lupa; saya
lihat, saya ingat; saya lakukan, saya paham. Dilihat dari proses
belajar mangajar, media mempunyai fungsi untuk menghindari hambatan
komunikasi dalam kegiatan belajar mangajar, secara garis besar peranan
media antara lain: 1) Menghindari terjadinya verbalisme;
2)Pembelajaran lebih jelas dan menarik; 3) Membangkitkan minat atau
motivasi; 4) Meningkatkan kualitas hasil belajar; 5) Merangsang
peserta didik untuk belajar; 6) Media memberikan pengalaman yang
menyeluruh (komprehensip) dari yang kongkrit ke yang abstrak.
PEMECAHAN MASALAH
Media pembelajaran dapat dibuat dari bahan-bahan bekas yang ada di
sekitar sekolah atau barang yang dikenal oleh peserta didik. Bagi
sekolah yang belum mempunyai laboratorium IPA dapat memanfaatkan
barang bekas sebagai media pembelajaran yang murah sebagai pengganti
alat eksperimen. Misal untuk membelajarkan materi kalor khususnya Azas
Black guru dapat menggunakan bekas tempat Pop Mie sebagai pengganti
kalorimeter .
Contoh :
Kalorimeter Pop Mie
Bekas tempat Pop Mie banyak berada di masyarakat, selama ini bekas
tempat Pop Mie hanya buang begitu saja oleh penggunannya. Seorang guru
yang kreatif dapat memanfaatkan barang bekas tersebut sebagai media
pembelajaran bahkan sebagai alat eksperimen pengganti kalorimeter.
Bahan yang diperlukan :
a. Bekas tempat POP Mie sebanyak 2 buah, satu ukuran besar yang lain
ukuran kecil.
b. Termometer Celcius
c. Sterofom ( pembungkus barang elektronik )
d. Pasir.
e. Garam dapur
Cara membuat :
a. Tempat Pop Mie disusun sedemikian rupa seperti gambar berikut:
b. Potong sterofon bekas berbentuk bulat sebagai tutup tempat Pop Mie
c. Lubangi sterofom yang berbentuk bulat tadi sebesar ukuran termometer
d. Selanjutnya gambar (a) dan (c) digabungkan
e. Apabila kalorimeter sederhana akan digunakan, termometer dapat
dimasukan ke dalam lubang yang telah dibuat pada sterofom.
f. Masukan campuran garam dan pasir setinggi bekas tempat PopMie besar
disela-sela antara tempat Pop Mie besar dan tempat Pop Mie kecil
g. Masukan zat yang akan diukur dalam tempat pop mie kecil ( yang
berada di dalam)
h. Termometer pada kalorimeter ini mempunyai dua fungsi yaitu sebagai
pengukur suhu dan pengaduk.
i. Garam dan pasir berfungsi sebagai penyekat sekaligus sebagai
isolator antara tekanan udara luar sistem dan dalam sistem.
Cara penggunaan :
a. Masukan zat yang akan di ukur perubahan suhu dalan tempat Pop Mie
yang bagian dalam ( yang kecil)
b. Pasir dicampur dengan garam dimasukan dalam tempat Pop Mie, karena
garam dan pasir berfungsi sebagai isolator atau dinding adiabatis
antara kedua tempat Pop Mie
c. Tutup tempat Pop Mie dengan strerofom yang sudah dilubangi dan
dipasang termometer.
d. Catat suhu awal masing-masing zat( zat yang akan dicampur ).
e. Masukkan kedua zat ke dalam kalorimeter sederhana.
f. Aduk pelan-pelan dengan termometer.
g. Catat suhu campuran (saat suhu campuran sudah stabil).
Hasil Pengamatan
Dari pengamatan supervisi di kelas guru mengajar menggunakan Media
ternyata ada beberapa peningkatan, antara lain :
1. Motivasi peserta didik dalam mengikuti pelajaran meningkat
2. Perhatian peserta didik pada pembelajaran miningkat
3. Peserta didik lebih kreatif
4. Hasil belajar meningkat
BARANG BEKAS
SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN YANG MURAH
(Suwarsih,S.Pd,M.Pd)
PENDAHULUAN
Program Better Education Tthrough Reformed Management and Universal
Teacher Upgrading (BERMUTU) adalah program peningkatan mutu pendidik
dan tenaga kependidikan. Adapun tujuan kegiatannya antara lain untuk
meningkatkan kinerja guru. Kriteria tercapainya indikator kinerja guru
ditandai dengan keberhasilan peserta didik dalam mengikuti proses
pembelajaran. Peserta didik dapat memperoleh hasil belajar yang baik,
jika peserta didik mengalami dan memahami materi pelajaran yang
disampaikan oleh guru.
Di Kabupaten Grobogan jumlah Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah 108
sekolah, belum semua sekolah mempunyai laboratorium IPA terutama
sekolah swasta. Guru selalu beralasan tidak ada laboratorium dan
alat-alat untuk eksperimen. Sehingga guru mengajar menggunakan model
konvensional yaitu dengan metode ceramah dan peserta didik mencatat
dan tidak menggunakan alat bantu mengajar yaitu media pembelajaran.
Pertanyaan yang muncul "mengapa penggunaan media belum berkembang dan
mengapa kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran masih
rendah".
KAJIAN TEORI
Gagne (dalam Sadiman, 1994:2) mengartikan media sebagai berbagai jenis
komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar.
Sementara itu Briggs (dalam Sadiman,1994:2) mengatakan bahwa media
sebagai alat untuk memberikan perangsang bagi peserta didik supaya
proses belajar terjadi, dan Wong ( dalam Sadiman,1994:2) menafsirkan
media sebagai alat atau mekanisme untuk menyalurkan pesan ke indra
peserta didik.
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan
peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada
diri peserta didik. Media dapat dirancang sendiri oleh guru dengan
memperhatikan : 1) karakteristik materi ajar; 2) karakteristik peserta
didik; 3) kondisi sekolah; 4) kemampuan guru. Guru yang kreatif dan
inovatif akan selalu membelajarkan peserta didiknya dengan metode,
strategi, dan media yang berwariasi. Media pembelajaran bukan barang
mewah yang harus dibeli di toko, media pembelajaran dapat dirancang
sesederhana mungkin, yang terpenting adalah manfaat media bagi
pembelajaran tersebut.
Menurut Edgar Dale manusia pada hakekatnya dapat belajar melalui enam
tingkatan,yaitu 10% dari apa yang dibaca, 20 % dari apa yang didengar,
30% dari apa yang dilihat, 50% dari apa yang dilihat dan didengar, 70
% dari apa dikatakan, dan 90 % dari apa dikatakan dan dilakukan.
Ada sebuah filosfi Cina mengatakan bahwa; saya dengar, saya lupa; saya
lihat, saya ingat; saya lakukan, saya paham. Dilihat dari proses
belajar mangajar, media mempunyai fungsi untuk menghindari hambatan
komunikasi dalam kegiatan belajar mangajar, secara garis besar peranan
media antara lain: 1) Menghindari terjadinya verbalisme;
2)Pembelajaran lebih jelas dan menarik; 3) Membangkitkan minat atau
motivasi; 4) Meningkatkan kualitas hasil belajar; 5) Merangsang
peserta didik untuk belajar; 6) Media memberikan pengalaman yang
menyeluruh (komprehensip) dari yang kongkrit ke yang abstrak.
PEMECAHAN MASALAH
Media pembelajaran dapat dibuat dari bahan-bahan bekas yang ada di
sekitar sekolah atau barang yang dikenal oleh peserta didik. Bagi
sekolah yang belum mempunyai laboratorium IPA dapat memanfaatkan
barang bekas sebagai media pembelajaran yang murah sebagai pengganti
alat eksperimen. Misal untuk membelajarkan materi kalor khususnya Azas
Black guru dapat menggunakan bekas tempat Pop Mie sebagai pengganti
kalorimeter .
Contoh :
Kalorimeter Pop Mie
Bekas tempat Pop Mie banyak berada di masyarakat, selama ini bekas
tempat Pop Mie hanya buang begitu saja oleh penggunannya. Seorang guru
yang kreatif dapat memanfaatkan barang bekas tersebut sebagai media
pembelajaran bahkan sebagai alat eksperimen pengganti kalorimeter.
Bahan yang diperlukan :
a. Bekas tempat POP Mie sebanyak 2 buah, satu ukuran besar yang lain
ukuran kecil.
b. Termometer Celcius
c. Sterofom ( pembungkus barang elektronik )
d. Pasir.
e. Garam dapur
Cara membuat :
a. Tempat Pop Mie disusun sedemikian rupa seperti gambar berikut:
b. Potong sterofon bekas berbentuk bulat sebagai tutup tempat Pop Mie
c. Lubangi sterofom yang berbentuk bulat tadi sebesar ukuran termometer
d. Selanjutnya gambar (a) dan (c) digabungkan
e. Apabila kalorimeter sederhana akan digunakan, termometer dapat
dimasukan ke dalam lubang yang telah dibuat pada sterofom.
f. Masukan campuran garam dan pasir setinggi bekas tempat PopMie besar
disela-sela antara tempat Pop Mie besar dan tempat Pop Mie kecil
g. Masukan zat yang akan diukur dalam tempat pop mie kecil ( yang
berada di dalam)
h. Termometer pada kalorimeter ini mempunyai dua fungsi yaitu sebagai
pengukur suhu dan pengaduk.
i. Garam dan pasir berfungsi sebagai penyekat sekaligus sebagai
isolator antara tekanan udara luar sistem dan dalam sistem.
Cara penggunaan :
a. Masukan zat yang akan di ukur perubahan suhu dalan tempat Pop Mie
yang bagian dalam ( yang kecil)
b. Pasir dicampur dengan garam dimasukan dalam tempat Pop Mie, karena
garam dan pasir berfungsi sebagai isolator atau dinding adiabatis
antara kedua tempat Pop Mie
c. Tutup tempat Pop Mie dengan strerofom yang sudah dilubangi dan
dipasang termometer.
d. Catat suhu awal masing-masing zat( zat yang akan dicampur ).
e. Masukkan kedua zat ke dalam kalorimeter sederhana.
f. Aduk pelan-pelan dengan termometer.
g. Catat suhu campuran (saat suhu campuran sudah stabil).
Hasil Pengamatan
Dari pengamatan supervisi di kelas guru mengajar menggunakan Media
ternyata ada beberapa peningkatan, antara lain :
1. Motivasi peserta didik dalam mengikuti pelajaran meningkat
2. Perhatian peserta didik pada pembelajaran miningkat
3. Peserta didik lebih kreatif
4. Hasil belajar meningkat
BARANG BEKAS
SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN YANG MURAH
(Suwarsih,S.Pd,M.Pd)
PENDAHULUAN
Program Better Education Tthrough Reformed Management and Universal
Teacher Upgrading (BERMUTU) adalah program peningkatan mutu pendidik
dan tenaga kependidikan. Adapun tujuan kegiatannya antara lain untuk
meningkatkan kinerja guru. Kriteria tercapainya indikator kinerja guru
ditandai dengan keberhasilan peserta didik dalam mengikuti proses
pembelajaran. Peserta didik dapat memperoleh hasil belajar yang baik,
jika peserta didik mengalami dan memahami materi pelajaran yang
disampaikan oleh guru.
Di Kabupaten Grobogan jumlah Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah 108
sekolah, belum semua sekolah mempunyai laboratorium IPA terutama
sekolah swasta. Guru selalu beralasan tidak ada laboratorium dan
alat-alat untuk eksperimen. Sehingga guru mengajar menggunakan model
konvensional yaitu dengan metode ceramah dan peserta didik mencatat
dan tidak menggunakan alat bantu mengajar yaitu media pembelajaran.
Pertanyaan yang muncul "mengapa penggunaan media belum berkembang dan
mengapa kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran masih
rendah".
KAJIAN TEORI
Gagne (dalam Sadiman, 1994:2) mengartikan media sebagai berbagai jenis
komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar.
Sementara itu Briggs (dalam Sadiman,1994:2) mengatakan bahwa media
sebagai alat untuk memberikan perangsang bagi peserta didik supaya
proses belajar terjadi, dan Wong ( dalam Sadiman,1994:2) menafsirkan
media sebagai alat atau mekanisme untuk menyalurkan pesan ke indra
peserta didik.
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan
peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada
diri peserta didik. Media dapat dirancang sendiri oleh guru dengan
memperhatikan : 1) karakteristik materi ajar; 2) karakteristik peserta
didik; 3) kondisi sekolah; 4) kemampuan guru. Guru yang kreatif dan
inovatif akan selalu membelajarkan peserta didiknya dengan metode,
strategi, dan media yang berwariasi. Media pembelajaran bukan barang
mewah yang harus dibeli di toko, media pembelajaran dapat dirancang
sesederhana mungkin, yang terpenting adalah manfaat media bagi
pembelajaran tersebut.
Menurut Edgar Dale manusia pada hakekatnya dapat belajar melalui enam
tingkatan,yaitu 10% dari apa yang dibaca, 20 % dari apa yang didengar,
30% dari apa yang dilihat, 50% dari apa yang dilihat dan didengar, 70
% dari apa dikatakan, dan 90 % dari apa dikatakan dan dilakukan.
Ada sebuah filosfi Cina mengatakan bahwa; saya dengar, saya lupa; saya
lihat, saya ingat; saya lakukan, saya paham. Dilihat dari proses
belajar mangajar, media mempunyai fungsi untuk menghindari hambatan
komunikasi dalam kegiatan belajar mangajar, secara garis besar peranan
media antara lain: 1) Menghindari terjadinya verbalisme;
2)Pembelajaran lebih jelas dan menarik; 3) Membangkitkan minat atau
motivasi; 4) Meningkatkan kualitas hasil belajar; 5) Merangsang
peserta didik untuk belajar; 6) Media memberikan pengalaman yang
menyeluruh (komprehensip) dari yang kongkrit ke yang abstrak.
PEMECAHAN MASALAH
Media pembelajaran dapat dibuat dari bahan-bahan bekas yang ada di
sekitar sekolah atau barang yang dikenal oleh peserta didik. Bagi
sekolah yang belum mempunyai laboratorium IPA dapat memanfaatkan
barang bekas sebagai media pembelajaran yang murah sebagai pengganti
alat eksperimen. Misal untuk membelajarkan materi kalor khususnya Azas
Black guru dapat menggunakan bekas tempat Pop Mie sebagai pengganti
kalorimeter .
Contoh :
Kalorimeter Pop Mie
Bekas tempat Pop Mie banyak berada di masyarakat, selama ini bekas
tempat Pop Mie hanya buang begitu saja oleh penggunannya. Seorang guru
yang kreatif dapat memanfaatkan barang bekas tersebut sebagai media
pembelajaran bahkan sebagai alat eksperimen pengganti kalorimeter.
Bahan yang diperlukan :
a. Bekas tempat POP Mie sebanyak 2 buah, satu ukuran besar yang lain
ukuran kecil.
b. Termometer Celcius
c. Sterofom ( pembungkus barang elektronik )
d. Pasir.
e. Garam dapur
Cara membuat :
a. Tempat Pop Mie disusun sedemikian rupa seperti gambar berikut:
b. Potong sterofon bekas berbentuk bulat sebagai tutup tempat Pop Mie
c. Lubangi sterofom yang berbentuk bulat tadi sebesar ukuran termometer
d. Selanjutnya gambar (a) dan (c) digabungkan
e. Apabila kalorimeter sederhana akan digunakan, termometer dapat
dimasukan ke dalam lubang yang telah dibuat pada sterofom.
f. Masukan campuran garam dan pasir setinggi bekas tempat PopMie besar
disela-sela antara tempat Pop Mie besar dan tempat Pop Mie kecil
g. Masukan zat yang akan diukur dalam tempat pop mie kecil ( yang
berada di dalam)
h. Termometer pada kalorimeter ini mempunyai dua fungsi yaitu sebagai
pengukur suhu dan pengaduk.
i. Garam dan pasir berfungsi sebagai penyekat sekaligus sebagai
isolator antara tekanan udara luar sistem dan dalam sistem.
Cara penggunaan :
a. Masukan zat yang akan di ukur perubahan suhu dalan tempat Pop Mie
yang bagian dalam ( yang kecil)
b. Pasir dicampur dengan garam dimasukan dalam tempat Pop Mie, karena
garam dan pasir berfungsi sebagai isolator atau dinding adiabatis
antara kedua tempat Pop Mie
c. Tutup tempat Pop Mie dengan strerofom yang sudah dilubangi dan
dipasang termometer.
d. Catat suhu awal masing-masing zat( zat yang akan dicampur ).
e. Masukkan kedua zat ke dalam kalorimeter sederhana.
f. Aduk pelan-pelan dengan termometer.
g. Catat suhu campuran (saat suhu campuran sudah stabil).
Hasil Pengamatan
Dari pengamatan supervisi di kelas guru mengajar menggunakan Media
ternyata ada beberapa peningkatan, antara lain :
1. Motivasi peserta didik dalam mengikuti pelajaran meningkat
2. Perhatian peserta didik pada pembelajaran miningkat
3. Peserta didik lebih kreatif
4. Hasil belajar meningkat
BARANG BEKAS
SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN YANG MURAH
PENDAHULUAN
Program Better Education Tthrough Reformed Management and Universal
Teacher Upgrading (BERMUTU) adalah program peningkatan mutu pendidik
dan tenaga kependidikan. Adapun tujuan kegiatannya antara lain untuk
meningkatkan kinerja guru. Kriteria tercapainya indikator kinerja guru
ditandai dengan keberhasilan peserta didik dalam mengikuti proses
pembelajaran. Peserta didik dapat memperoleh hasil belajar yang baik,
jika peserta didik mengalami dan memahami materi pelajaran yang
disampaikan oleh guru.
PENDAHULUAN
Program Better Education Tthrough Reformed Management and Universal
Teacher Upgrading (BERMUTU) adalah program peningkatan mutu pendidik
dan tenaga kependidikan. Adapun tujuan kegiatannya antara lain untuk
meningkatkan kinerja guru. Kriteria tercapainya indikator kinerja guru
ditandai dengan keberhasilan peserta didik dalam mengikuti proses
pembelajaran. Peserta didik dapat memperoleh hasil belajar yang baik,
jika peserta didik mengalami dan memahami materi pelajaran yang
disampaikan oleh guru.
Gagne (dalam Sadiman, 1994:2) mengartikan media sebagai berbagai jenis
komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar.
Sementara itu Briggs (dalam Sadiman,1994:2) mengatakan bahwa media
sebagai alat untuk memberikan perangsang bagi peserta didik supaya
proses belajar terjadi, dan Wong ( dalam Sadiman,1994:2) menafsirkan
media sebagai alat atau mekanisme untuk menyalurkan pesan ke indra
peserta didik.
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan
peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada
diri peserta didik. Media dapat dirancang sendiri oleh guru dengan
memperhatikan : 1) karakteristik materi ajar; 2) karakteristik peserta
didik; 3) kondisi sekolah; 4) kemampuan guru. Guru yang kreatif dan
inovatif akan selalu membelajarkan peserta didiknya dengan metode,
strategi, dan media yang berwariasi. Media pembelajaran bukan barang
mewah yang harus dibeli di toko, media pembelajaran dapat dirancang
sesederhana mungkin, yang terpenting adalah manfaat media bagi
pembelajaran tersebut.
Menurut Edgar Dale manusia pada hakekatnya dapat belajar melalui enam
tingkatan,yaitu 10% dari apa yang dibaca, 20 % dari apa yang didengar,
30% dari apa yang dilihat, 50% dari apa yang dilihat dan didengar, 70
% dari apa dikatakan, dan 90 % dari apa dikatakan dan dilakukan.
Ada sebuah filosfi Cina mengatakan bahwa; saya dengar, saya lupa; saya
lihat, saya ingat; saya lakukan, saya paham. Dilihat dari proses
belajar mangajar, media mempunyai fungsi untuk menghindari hambatan
komunikasi dalam kegiatan belajar mangajar, secara garis besar peranan
media antara lain: 1) Menghindari terjadinya verbalisme;
2)Pembelajaran lebih jelas dan menarik; 3) Membangkitkan minat atau
motivasi; 4) Meningkatkan kualitas hasil belajar; 5) Merangsang
peserta didik untuk belajar; 6) Media memberikan pengalaman yang
menyeluruh (komprehensip) dari yang kongkrit ke yang abstrak.
PEMECAHAN MASALAH
Media pembelajaran dapat dibuat dari bahan-bahan bekas yang ada di
sekitar sekolah atau barang yang dikenal oleh peserta didik. Bagi
sekolah yang belum mempunyai laboratorium IPA dapat memanfaatkan
barang bekas sebagai media pembelajaran yang murah sebagai pengganti
alat eksperimen. Misal untuk membelajarkan materi kalor khususnya Azas
Black guru dapat menggunakan bekas tempat Pop Mie sebagai pengganti
kalorimeter .
Contoh :
Kalorimeter Pop Mie
Bekas tempat Pop Mie banyak berada di masyarakat, selama ini bekas
tempat Pop Mie hanya buang begitu saja oleh penggunannya. Seorang guru
yang kreatif dapat memanfaatkan barang bekas tersebut sebagai media
pembelajaran bahkan sebagai alat eksperimen pengganti kalorimeter.
Bahan yang diperlukan :
a. Bekas tempat POP Mie sebanyak 2 buah, satu ukuran besar yang lain
ukuran kecil.
b. Termometer Celcius
c. Sterofom ( pembungkus barang elektronik )
d. Pasir.
e. Garam dapur
Hasil Pengamatan
Dari pengamatan supervisi di kelas guru mengajar menggunakan Media
ternyata ada beberapa peningkatan, antara lain :
1. Motivasi peserta didik dalam mengikuti pelajaran meningkat
2. Perhatian peserta didik pada pembelajaran miningkat
3. Peserta didik lebih kreatif
4. Hasil belajar meningkat
Nama : suwarsih,S.Pd,M.Pd
Alamat : Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan
No comments:
Post a Comment